Iseng Dengan Barcode EAN-13
Assalamualaikum. Mumpung ada waktu luang, sempetin nulis lagi. Kali ini pengen ngebahas soal barcode. Jadi ceritanya setiap belanja ke minimarket, di kasir selalu ketemu dengan alat barcode reader. Karena penasaran dengan cara kerjanya, akhirnya cari tahu soal barcode yang umum dipakai di produk konsumsi sehari-hari. Jadi pada prinsipnya, barcode yang ada di produk konsumsi sehari-hari itu menggunakan barcode dengan standar EAN-13. Disebut EAN-13 karena terdiri dari 13 digit angka. Jadi 12 digit dari kode EAN-13 adalah kode produk itu sendiri, sedangkan digit terakhirnya adalah check digit. Cara menghitung nilai dari check digit itu sendiri cukup mudah. Rumusnya seperti ini:
- Contohnya adalah 13 digit barcode ini: 8999999710866.
- Ambil 12 digit pertama (899999971086), dan pisahkan antara digit genap dan ganjil.
- Jumlahkan semua digit ganjil: 8 + 9 + 9 + 9 + 1 + 8 = 44
- Jumlahkan semua digit genap, lalu kalikan dengan tiga: 9 + 9 + 9 + 7 + 0 + 6 = 40 * 3 = 120
- Jumlahkan hasil dari dua langkah di atas: 44 + 120 = 164
- Bagi hasil dari langkah di atas dengan 10 dan ambil hasilnya, atau gunakan modulus: 164 % 10 = 4
- Jika hasilnya 0, maka check digitnya adalah 0. Sedangkan jika hasilnya lebih dari 0, maka 10 dikurangi dengan nilai dari langkah di atas: 10–4 = 6
- Dari contoh di atas, check digitnya adalah 6, yang berarti check digitnya sudah benar.
Bagi pengguna hp android, di google play ada banyak aplikasi untuk membaca dan membuat berbagai jenis barcode. Salah satunya aplikasi barcode scanner. Aplikasi tersebut mendukung beberapa jenis barcode dan cukup mudah digunakan, namun aplikasinya itu sendiri bersifat komersial. Untungnya harganya relatif murah, sekitar 20 ribu rupiah saja dan berlaku seumur hidup. Berikut ini adalah jenis barcode yang didukung oleh aplikasinya:
Contoh penggunaannya seperti ini, misalnya untuk produk pasta gigi pepsodent herbal 190 gram:
Setelah di-scan menggunakan aplikasi barcode scanner, maka hasilnya seperti ini:
Cukup tekan tombol search product on the web, maka produk tersebut akan ditampilkan jika ditemukan.
Dari sini, kita bisa membuat database produk menggunakan MySQL, MariaDB, PostgreSQL atau yang paling sederhana SQLite. Jika menggunakan SQLite, maka kita bisa membuat schema untuk tabel produk seperti ini:
CREATE TABLE IF NOT EXISTS t_produk (
id INTEGER PRIMARY KEY,
kode_produk TEXT,
nama_produk TEXT NOT NULL,
harga INTEGER NOT NULL
);
Lalu gunakan query seperti ini untuk mengisi tabel produk
itu:
INSERT INTO t_produk(kode_produk, nama_produk, harga) VALUES("8999999710866", "Pepsodent Herbal 190g", 22000);
Sebenarnya, kalau ditambah tanggal pembelian, kita bisa membuat grafik perubahan harga setiap produk yang kita beli. Atau malah mungkin dikembangkan jadi aplikasi Point-of-Sales (POS) untuk warung atau minimarket. Cukup segini aja dulu tulisan kali ini. Mudah-mudahan berfaedah bagi yang baca. Wassalam.